Mengapa seseorang harus memiliki cita-cita, dikarenakan seseorang harus memiliki cita-cita adalah karena hidupnya, seseorang jika tidak memiliki cita cita hidupnya akan terasa seperti tak berguna karena dia dalam menjalani hidup tidaklah memiliki tujuan.Namun jika memiliki cita cita hidup pastilah berguna, karena dengan cita – cita yang ingin dicapai pastinya seseorang akan berjuang keras demi tercapainya cita-cita tersebut, contoh seorang anak TK bercita cita saat dewasa akan menjadi seorang astronot, dalam kehidupannya walau tidak mendukung dia untuk menjadi seorang astronot dia pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi astronot, namun diperjalanan untuk meraih cita cita tersebut pastilah ada rintangan yang akan selalu menghadang. Ini analoginya setiap cita cita memiliki ketinggian yang berbeda, maka dari itu kita tidak boleh takut dengan ketinggian itu, dan lampauilah anak tangga yang menjadi jalan yang menuju tujuan tersebut, nah dari sini sejak sang anak tersebut dari TK , dia menaiki ke anak tangga SD, lalu ke SMP lalu ke SMA dan perkuliahan dengan semangat, sesampainya ditingkat klimaksnya anak tangganya ada yang patah dan dari sinilah semua ilmunya yang dia pelajari dari TK hingga kuliah diuji, patahnya anak tangga ini bisa jadi adalah sebuah cobaan yang menghampirinya sewaktu waktu tanpa diketahui, namun dengan semua pelajaran yang ia dapatkan itu dapat memecahkan masalah tersebut.
Seperti yang dikatakan Fahd Djibran dalam buku Hidup Berawal dari Mimpi (2011: 26) , mungkin kadang kita merasa kecewa hari ini, kita merasa kalah hari ini, kita merasa hidup tak sehebat yang kita bayangkan , tapi hidup memang tak melulu soal kebahagaiaan. Kita juga harus ingat, bahwa saat-saat kita merasa kecewa dan kalah sesungguhnya merupakan sat-saat terkuat kita. Cita-cita adalah bagaimana kita meraih kebahagiaan. Menurut Fahd Djibran (2011: 36) , kebahagiaan adalah soal bagaimana cara kita menjadi juara bagi diri sendiri. Yakinlah, dan terus melangkah, jangan biarkan diri kita dikalahkan oleh rasa takut dan ragu. Sebab , setiap orang adalah juara bagi dirinya sendiri.
Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang roboh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumahpun.
Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi dimana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan dijurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah dijurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih?. Yang terjadi selanjutnya adalah disaat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi ditahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga. Tapi ingat waktu tak pernah menyediakan kesia-siaan bagi mereka yang berjuang dan bekerja keras.
Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutupi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),spidol(pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambi l oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi.Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya.Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah. Jadi inilah pentingnya kita harus mempunyai cita-cita. Tanpa cita-cita kita mempunyai tujuan hidup yang jelas seperti terkatung-terkatung ,mengikuti air mengalir.
Terkadang kita bertanya kepada diri sendiri serta rekan yang lain, tentang mau dijadikan seperti apa diri kita di masa depan nanti? Kalau boleh memilih, sudah tentu kita akan lebih memilih untuk menjadi orang sukses, iya kan? Kalau memang seperti itu, tapi kenapa sepertinya kita tidak ada usaha untuk meraih cita-cita sebagai orang sukses? Ini justru aneh kan?. Seharusnya kita bisa menyadari tentang arti sebenarnya dari meraih cita-cita, karena kita hanyalah manusia biasa yang mana memang hanya diberikan satu kesempatan untuk menjalani kehidupan. Dari kesempatan untuk bisa hidup yang telah diberikan kepada kita ini, apakah lantas kita akan menyia-nyakannya begitu saja?
“Hidup enggan mati pun tak mau” suatu istilah yang mungkin bisa menggambarkan kondisi dari mereka-mereka yang tidak pernah mau meraih cita-cita.Hidup semacam itu hanya berisi kebosanan dalam kesehariannya, tidak ada ambisi untuk meraih cita-cita, hidup mereka mengalir seperti air tanpa tujuan yang jelas. Mereka hanya mengikuti arus kehidupan, bukankah sangat membosankan hidup semacam itu? . Ingatlah kita hidup di dunia ini hanya sekali, jangan sampai kita meninggalkan dunia ini tanpa bisa mendapatkan suatu prestasi apapun.Orang yang tidak memiliki ambisi untuk meraih cita-cita adalah orang yang hanya hidup untuk menunggu mati.
Ada alasan tertentu kenapa pada waktu kita kecil dulu suka ditanya, “Kalau sudah besar nanti, apa cita-citamu?”. Karena begitu polosnya kita pada waktu itu, mungkin kebanyakan akan menjawab untuk bercita-cita sebagai seorang dokter, pilot, tentara, atau terkadang ada saja yang menjawab dengan kepolosannya itu kalau dia ingin masuk surga. Dan karena ketidaktahuan dari kita dengan maksud yang sebenarnya dari pertanyaan cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab pada waktu itu seakan tidak bisa mempengaruhi pikiran kita untuk meraih cita-cita itu. Seharusnya kita sadar untuk apa kita berusaha meraih cita-cita yang pernah kita ucapkan pada waktu kecil dulu, dengan begitu motivasi di dalam pikiran kita akan tumbuh. Cita-cita yang pernah kita sebutkan dulu bukanlah suatu hal yang bisa kita sepelekan, kenapa?.Karena yang namanya cita-cita adalah suatu motivasi sekaligus doa harapan bagi kita untuk menuju kehidupan masa depan yang terarah, karena jika kita mau berusaha untuk meraih cita-cita itu maka kita sudah memiliki jalur kesuksesan sendiri.
Menjalani kehidupan janganlah seperti air yang mengalir, meski mereka menuju satu tujuan tapi jalur mereka sangatlah tidak jelas.Mungkin saja air yang mengalir ini harus melewati berbagai tempat yang menjijikkan, apakah kita mau menjalani kehidupan semacam itu? .Maka dari itu, tentukan dan berusaha untuk meraih cita-cita mulai dari sekarang adalah hal yang sudah seharusnya kita lakukan untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan nanti. Meski jalurnya tidak mudah untuk dilewati, tapi selama kita tahu jalan-jalan yang harus dilalui maka kita tidak perlu untuk melewati jalur yang tidak kita inginkan seperti ilustrasi air tadi, dan itulah gunanya meraih cita-cita.
Thank you
Kamis, 16 Maret 2017
Kita harus mempunyai cita cita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar